Jumat, 15 Agustus 2014

Pendaki Semeru Diminta Waspadai Embun Upas

TEMPO.CO, Lumajang - Kepala Bidang Pengelolaan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Wilayah II di Kabupaten Lumajang, Achmad Susjoto meminta para pendaki Gunung Semeru mewaspadai fenomena alam yang ditandai dengan munculnya Embun Upas. Embun Upas yang berupa butiran es di pucuk-pucuk daun atau rumbut merupakan penanda suhu udara yang mencapai nol derajat celsius atau titik beku.


Achmad mengatakan fenomena embun upas sudah lumrah di Kabupaten Lumajang. "Biasanya terjadi menjelang musim kemarau dan ketika kemarau datang," kata Achmad kepada Tempo, Kamis, 14 Agustus 2014. Achmad mengatakan bahwa hawa dingin ekstrem ini biasanya berlangsung pada Agustus. Pada Agustus ini, kata Achmad, Semeru bakal kebanjiran pendaki terutama pendaki yang akan mengikuti upacara hari kemerdekaan di kawasan Semeru.

Dia menghimbau kepada pendaki untuk membekali diri dengan perlengkapan yang standar untuk mendaki gunung seperti pakaian dan jaket yang layak untuk menahan hawa dingin. Achmad mengatakan dampak film 5 Sentimeter ternyata menyebabkan banyak pendaki pemula tergerak untuk mendaki Semeru tanpa dibekali pengetahuan yang cukup. Pengaruh embun upas ini bagi tumbuhan juga menakutkan. "Sayuran petani langsung mati kalau terkena embun upas," kata dia.

Achmad mengatakan kuota pendakian Gunung Semeru sudah penuh sejak 14 - 21 Agustus 2014 dengan pembatasan perharinya 500 orang yang boleh mendaki. Taman Nasional Bromo Tengger Semeru melarang kegiatan upacara memperingati hari kemerdekaan di Puncak Mahameru, 17 Agustus 2014. Sebagai gantinya, upacara akan digelar di tiga titik di kawasan Gunung Semeru.

Susjoto mengatakan upacara memperingati HUT RI di Gunung Semeru akan digelar di Ranupane, Ranu Kumbolo dan Kalimati. Larangan untuk menggelar upacara di puncak Mahameru ini berdasarkan hasil rekomendasi Pos Pengamatan Gunung api Semeru yang menyatakan puncak Semeru sangat berbahaya bagi pendaki. "Ada pertumbuhan kubah lava," kata Achmad.

Dia mengatakan berdasarkan informasi dari petugas Pos Pengamatan Gunung api Semeru di Gunung Sawur, material vulkanik dari kawah Jonggring Saloka sewaktu-waktu bisa menyembur jika ada tekanan energi dari dalam kawah.

DAVID PRIYASIDHARTA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar