Rabu, 15 Oktober 2014

Pengamat: Sikap Kenegarawanan Jokowi Patut Diapresiasi

Manado (Antara) - Pengamat antropologi politik dari Universitas Sam Ratulangi, Mahyudin Damis, mengatakan kenegarawanan Joko Widodo (Jokowi) mulai tampak dan patut diapresiasi, setelah presiden terpilih itu membangun komunikasi dengan berbagai pihak untuk membangun bangsa dan negara.
"Sikap Jokowi tersebut patut dipuji dan sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan patut ditiru oleh masyarakat", kata Mahyudin di Manado, Sulawesi Utara, Rabu.
Menurut dosen antropologi pada Fakultas Ilmu Sosial Politik Unsrat Manado itu, sikap kenegarawanan Jokowi bukan sekadar mencari popularitas, melainkan mengandung arti sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai Undang-Undang Dasar 1945.
Sikap presiden pilihan rakyat itu berkunjung kepada sejumlah tokoh masyarakat dan pimpinan partai politik (Parpol), antara lain Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar) Aburizal Bakrie, merupakan suatu terobosan politik sangat luar biasa.
Kunjungan tersebut, kata Damis, bermakna sangat strategis dan amat luas, selain menjalin hubungan silaturahim secara kekeluargaan, juga terdapat semangat dan nilai-nilai luar biasa dalam usaha menomorsatukan kepentingan kehidupan berbangsa dan negara.
Menurut Damais, komunikasi politik antara Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dengan Koalisi Merah Putih (KMP) yang selama ini seolah-olah membeku, kini mulai mencair oleh sikap kenegarawanan yang ditunjukkan Jokowi.
"Mana ada pemimpin mau bersikap merendah seperti dilakukan Jokowi demi kepentingan bangsa Indonsia ke depan," kata Damis sambil berharap para elit parpol lainnya juga mau mengikuti jejak Jokowi.
Presiden terpilih Jokowi dan Aburizal Bakrie menggelar pertemuan di Restoran Kuntskring, Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa (14/10).
Menurut Damais, pertemuan itu menjadi menarik karena Jokowi dan Aburizal merupakan tokoh dari dua kubu yang bersaing memperebutkan tampuk kepemimpinan nasional dalam pemilu presiden lalu. (bd)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar